KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ASKEB IV Patologi ini yang
berjudul “Rest Plasenta” tepat pada waktunya.
Di dalam makalah ini kami memaparkan sedikit tentang konsep dasar rest
plasenta,penatalaksanaan rest plasenta ,SOAP rest plasenta, kami susun
sekiranya agar pembaca mendapatkan penambahan pengetahuan .
Kami sadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dalam
makalah kami ini, mengingat makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu besar harapan kami mendapatkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun sehingga dapat menjadi bahan koreksi kami untuk menyusun suatu
makalah di kenudian hari. Terima kasih
Langsa, 10 Februari
2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian....................................................................................... 3
B. Etiologi .......................................................................................... 3
C. Penyebab......................................................................................... 5
D. Penatalaksanaan.............................................................................. 6
E. Prognosis ........................................................................................ 7
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Penutup
Daftar Pustaka.................................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan dalam bidang obstetri dan ginekologi hampir
selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama jika tindakan
pertolongan terlambat dilakukan, atau jika komponennya tidak dapat segera
dilakukan. Oleh karena itu, setiap Perdarahan yang terjadi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas harus dianggap sebagai suatu keadaan akut dan
serius.
Perdarahan dalam kehamilan dan persalinan terdiri dari
pendarahan ante, intra dan postpartum (pasca persalinan). Perdarahan pasca
persalinan ialah Perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir dengan angka
kejadian berkisar antara 5% - 15% dari laporan-laporan pada negara maju maupun
negara berkembang, termasuk didalamnya adalah Perdarahan karena Rest Plasenta,
insidens Perdarahan Pasca Persalinan akibat Rest Plasenta dilaporkan berkisar
23% - 24%. (Mochtar R, 1998 )
Data World Health
Organitation (WHO) sebanyak 99 % kematian ibu akibat masalah
persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Rasio kematian
ibu dinegara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu
per 100ribu kelahiran hidup. (, diakses 15 Juli 2010). Angka Kematian Ibu di Indonesia pada
tahun 2009 masih menempati AKI tertinggi di Asia Tenggara yaitu 226/100.000
kelahiran hidup. Dimana, penyebab kematian ibu komplikasi akibat kehamilan,
persalinan dan nifas. Hal ini diikuti oleh tingginya AKB ditingkat ASEAN
khususnya negara Indonesia yang berkisar 26/1000 kelahiran hidup. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai
secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup.
Beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar
meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis
yang melanda Indonesia.
Penyebab
tingginya tingkat kematian ibu di Indonesia, antara lain, budaya patriaki yang
masih kental. Perempuan tidak memiliki kendali penuh atas dirinya. Seringkali
perempuan tidak berkuasa kapan dia harus mengandung. Padahal disaat itu mungkin
hamil berbahaya bagi dia. Kemudian, disebabkan kemiskinan, rendahnya
pendidikan, kurangnya akses terhadap informasi, tingginya peranan dukun dan
terbatasnya layanan medis modern. (Menurut Badan Pusat Statistika (BPS)
diperkirakan pada tahun 2005 Angka Kematian telah turun mencapai 262/100.000 kelahiran
hidup. Adapun penyebab langsung kematian ibu adalah Perdarahan yang mencapai
28%, Preeklamsi dan eklamsi 24%, Infeksi 11% dan Aborsi tidak aman 5%.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun
2008 tercatat jumlah kematian ibu sebesar 116 orang, penyebab
terbanyak adalah perdarahan sebesar 72 orang (62,06 %), eklamsia 19
orang (16,37 %), infeksi 5 orang (4,31 %) dan lain-lain 20 orang (17,24 %).
Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 114 orang, dimana penyebab terbanyak
adalah Perdarahan sebesar 59 orang (51,75
%) , Eklampsia 35 orang(30,70 %), Infeksi 8 orang (7,01
%), dan lain-lain sebanyak 12 orang (10,52 %)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Rest Plasenta
Pada umumnya, Plasenta lahir lengkap kurang dari setengah
jam sesudah anak lahir. Namun pada saat dilakukan pemeriksaan kelengkapan
Plasenta, kadang-kadang masih ada potongan-potongan Plasenta yang tertinggal
tanpa diketahui, inilah yang disebut Plasenta Rest atau Sisa Plasenta. Hal
tersebut dapat menimbulkan perdarahan, perdarahan ini merupakan salah satu
faktor penyebab angka kematian ibu menjadi meningkat.
Sisa plasenta adalah sisa plasenta dan selaput ketuban
yang masih tertinggal dalam rongga rahim yang dapat menyebabkan perdarahan
postpartum dini dan perdarahan postpartum lambat.
Tertinggalnya sebagian plasenta sewaktu suatu bagian dari
plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat
berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.
Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa
plasenta.
Perdarahan post partum merupakan masalah penting dalam
bidang obstetri dan ginekologi. Walaupun angka kematian
maternal telah menurun secara dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan
perawatan kehamilan dan persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas
transfuse darah. Namun kematian ibu akibat perdarahan masih merupakan faktor
utama pada kematian maternal. Perdarahan dalam bidang obstetri hampir
selalu berakibat fatal bagi ibu maupun janin, terutama jika tindakan
pertolongan terlambat dilakukan atau keterlambatan diagnose
Perdarahan postpartum di bagi menjadi 2 yaitu
:
1. Perdarahan
postpartum primer ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam
pertama setelah anak lahir.
2. Perdarahan
postpartum sekunder ialah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24
jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari
postpartum.
Di bawah ini terdapat beberapa pengertian Rest Plasenta,
diantaranya:
1. Rest Plasenta
adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membranya dalam cavum uteri. (Saifuddin,
A.B, 2002)
2. Rest plasenta
merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan
perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum sekunder (Alhamsyah,
2008).
B. Penyebab Rest
Plasenta
1. Pengeluaran
plasenta tidak hati-hati
2. Salah pimpinan
kala III : terlalu terburu - buru untuk mempercepat lahirnya plasenta.
C. Tinjauan
Faktor Yang Berhubungan Dengan Rest Plasenta
a. Umur ibu
Usia ibu hamil terlalu muda (< 20 tahun)
dan terlalu tua (> 35 tahun) mempunyai risiko yang
lebih besar untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini dikarenakan pada umur
dibawah 20 tahun, dari segi biologis fungsi reproduksi
seorang wanita belum berkembang dengan sempurna untuk menerima keadaan janin
dan segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban moril, mental dan
emosional, sedangkan pada umur diatas 35 tahun dan sering melahirkan, fungsi
reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran atau degenerasi dibandingkan fungsi reproduksi
normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca
persalinan terutama perdarahan lebih besar.
Perdarahan post partum yang mengakibatkan kematian
maternal pada wanita hamil yang melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, 2-5 kali
lebih tinggi daripada perdarahan post partum yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Perdarahan post partum meningkat kembali setelah usia 30-35 tahun (Wiknjosastro,
2006 : 23).
b. Paritas Ibu
Perdarahan post partum semakin meningkat pada
wanita yang telah melahirkan tiga anak atau lebih, dimana uterus yang telah
melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak efesien pada semua kala
persalinan. Uterus pada saat persalinan, setelah kelahiran plasenta sukar untuk
berkontraksi dan beretraksi kembali sehingga pembuluh darah maternal pada
dinding uterus akan tetap terbuka. Hal inilah yang dapat meningkatkan insidensi
perdarahan postpartum (Wiknjosastro, 2006 : 23).
Jika kehamilan “terlalu
muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat (4 terlalu)” dapat
meningkatkan risiko berbahaya pada proses reproduksi karena kehamilan yang
terlalu sering dan terlalu dekat menyebabkan intake (masukan) makanan atau gizi
menjadi rendah. Ketika tuntunan dan beban fisik terlalu tinggi mengakibatkan wanita
tidak mempunyai waktu untuk mengembalikan kekuatan diri dari
tuntutan gizi, juga anak yang telah dilahirkan perlu mendapat perhatian yang
optimal dari kedua orangtuanya sehingga perlu sekali untuk mengatur kapan
sebaiknya waktu yang tepat untuk hamil (Saifuddin, 2002 : 7).
c. Status Anemia
dalam kehamilan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
(Hb)dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro , 2002). Anemiadalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester 1 dan 3 atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada
trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Saifuddin,
2002).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazimdisebut
hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya seldarah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehinggaterjadi pengenceran
darah. Perbandingan tersebut adalah sebagaiberikut: plasma 30%, sel darah 18%
dan haemoglobin 19%.Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro, 2006). Secara
fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja
jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Penyebab
anemia pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Kurang gizi
(malnutrisi)
b. Kurang zat
besi dalam diit
c. Malabsorpsi
d. Kehilangan
darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
e. Penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
D. Gejala Klinik Akibat
Rest Plasenta
Gejala klinik yang sering di rasakan pada pasien dengan
rest plasenta yaitu:
1. Sewaktu suatu
bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak
dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.
Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa
plasenta. Tertinggalnya sebagian plasenta (rest plasenta)
2. Keadaan umum
lemah
3. Peningkatan
denyut nadi
4. Tekanan darah
menurun
5. Pernafasan
cepat
6. Gangguan
kesadaran (Syok)
7. Pasien pusing
dan gelisah
8. Tampak sisa
plasenta yang belum keluar
E. Diagnosa Rest
Plasenta `
Diagnosa Rest
Plasenta Ditegakkan Berdasarkan
1. Anamnese
2. Pemeriksaan
umum : tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan
3. Palpasi untuk
mengetahui kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
4. Memeriksa
plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.
5. Lakukan
eksplorasi cavum uteri untuk mencari
6. Sisa plasenta
atau selaput ketuban
a. Robekan rahim
b. Plasenta
suksenturiata
7. Inspekulo:
untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah,
8. Pemeriksaan
laboratorium : Hb, Hematokrit, Pemeriksaan USG.
F. Komplikasi
Rest Plasenta (Manuaba, I. B. G, 2008)
1. Sumber infeksi
dan perdarahan potensial
2. Memudahkan
terjadinya anemia yang berkelanjutan
3. Terjadi
plasenta polip
4. Degenerasi
korio karsinoma
5. Dapat
menimbulkan gangguan pembekuan darah
G. Pencegahan Rest
Plasenta (Manuaba, I. B.G, 2008)
Pencegahan terjadinya perdarahan post partum merupakan
tindakan utama, sehingga dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi
komplikasi upaya preventif dapat dilakukan dengan :
1. Meningkatkan
kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia dalam kehamilan.
2. Melakukan
persiapan pertolongan persalinan secara legeartis.
3. Meningkatkan
usaha penerimaan KB.
4. Melakukan
pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang mengalami perdarahan post
partum.
5. Memberikan
uterotonika segera setelah persalinan bayi, kelahiran plasenta dipercepat.
H. Penanganan Rest
Plasenta
Apabila diagnosa sisa plasenta ditegakkan maka bidan
boleh melakukan pengeluaran sisa plasenta secara manual atau digital, dg
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perbaikan
keadaan umum ibu (pasang infus)
2. Kosongkan
kandung kemih
3. Memakai sarung
tangan steril
4. Desinfeksi
genetalia eksterna
5. Tangan kiri
melebarkan genetalia eksterna,tangan kanan dimasukkan secara obstetri sampai
servik
6. Lakukan eksplorasi
di dalam cavum uteri untuk
mengeluarkan sisa plasenta
7. Lakukan pengeluaran
plasenta secara digital
8. Setelah
plasenta keluar semua diberikan injeksi uterus tonika
9. Berikan
antibiotik utk mencegah infeksi
10. Antibiotika
ampisilin dosis awal 19 IV dilanjutkan dengan 3x1 gram.oral dikombinasikan
dengan metronidazol 1 gr suppositoria dilanjutkan dengan 3x500 mg oral.
11. Observasi
tanda-tanda vital dan perdarahan
12. Antibiotika
dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan
Sisa plasenta
bisa diduga bila kala urin berlangsung tidak lancar atau
setelah melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak
lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari
ostium uteri eksternum pada saat kontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan
lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi kedalam rahim
dengan cara manual/digital atau kuret dan pemberian uterotonika. Anemia yang
ditimbulkan setelah perdarahan dapat diberi transfuse darah sesuai dengan
keperluannya (Sarwono Prawirohaardjo, 2008, hal: 527)
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
POSTPARTUM PADA NY.“M” DENGAN REST PLASENTA
DI RSUD LANGSA
TANGGAL 09 Februari 2015
Tanggal masuk
RS : 09 Februari 2015 pukul 10.00 WIB
Tanggal
pengkajian : 09 Februari 2015 pukul 10.00 WIB
Ruangan :
Poli Kebidanan
Data subyektif
(S)
Ibu melahirkan tanggal 04-02-2015
1. Biodata ibu suami
Nama :
Ny.v Tn.m
Umur :
31 tahun 35 tahun
Pendidikan :
SMA SMA
Agama :
Islam Islam
Pekerjaan :
IRT Wiraswasta
Alamat :
Jamur labu Jamur labu
2. Keluhan Utama
a. Ibu merasa
lebih sehat, masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir, bertambah Tekbanyak
bila bila bergerak sehingga mengganggu aktivitasnya.
b. Ibu merasa nyeri pada luka jahitan jalan lahir
3. Riwayat
kesehat yang lalu
Ibu mengatakan mempunyai penyakit jantung, tidak punya
penyakit menular,dan tidak punya riwayat kembar
Data obyektif (O)
1. KU baik
2. Tanda-tanda
vital
:
a. anan
darah :
110/70 mmHg
b. Nadi :
84 x/menit
c. Suhu :
36,7 0C
d. Pernapasan :
20 x/menit
3. Kongjungtiva
merah muda
4. Payudara
lembek, ASI keluar, dan puting terbentuk
5. TFU II jari di
bawah pusat ,kontraksi baik
6. Fluksus (+),
jumlah perdarahan ± 35 cc, Lokia rubra
7. Tidak ada
oedema dan varises pada tungkai
Assessment ( A )
Ibu postpartum hari ke-6 dengan rest plasenta
dan anemia ringan
Planning ( P )
Tanggal 09 Februari 2015, Pukul 10 :00 Wib
1. Menyampaikan
dan jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Menjelaskan
tujuan kuretase yaitu untuk mengeluarkan sisa jaringan yang tertinggal untuk
mengatasi perdarahan, ibu mengerti
3. Menganjurkan
ibu untuk menjaga personal hygine
4. Menganjurkan
ibu untuk makan makanan yang bergizi
5. Menganjurkan
ibu untuk istirahat yg cukup
6. Memberikan
support agar ibu tdk merasa cemas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pelaksanaan praktek klinik lapangan ini mahasiswa telah menggunakan asuhan
kebidanan dengan 7 langkah varney. Dalam laporan ini penulis melakukan
pengkajian data pada pasien, identifikasi diagnose dan masalah, intisipasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervernsi, implementasi dan
evaluasi.
Pada kasus yang diangkat dalam pemberian
asuhan pada ibu tidak jauh berbeda walaupun masih ada kesenjangan yang bisa
digunakan untuk saling melengkapi antara teori dan kasus. Dan akhirnya semoga
laporan ini bermanfaat serta dapat menambahkan pengetahuan bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
B. Saran
a. Untuk petugas
kesehatan diharapkan dapat memberikan perawatan dan tindakan medis yang
maksimal dalam memberikan asuhan kebidanan
b. Bagi mahasiswa
hendaknya mempunyai jam terbang yang tinggi dalam praktek , Agar nanti jika
lulus akan menjadi seorang bidan yang kopeten.
Usaha untuk mencegah terjadinya perdarahan
post partum, sebagai berikut
Perlunya penyuluhan yang
intensif tentang :
1. Pengenalan
faktor risiko umur tertentu, yaitu < 20
dan > 35 tahun,
2. Pentingnya menjalankan
program Keluarga Berencana (KB) untuk menunda dan menjarangkan kehamilan,
3. Penyebab
terjadinya Rest Plasenta oleh tenaga kesehatan
khususnya bidan untuk mencegah terjadinya perdarahan dan
kematian ibu saat melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kalbe.co.idhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799371-angka-kematian-ibu-dan-bayi/,diakses26 juni 2010).
LEMBAR PENGESAHAN
CLINIKAL INTRUKSI PEMBIMBING
( Shinta
Damayanti, A.M.Keb ) (
Asmawati,S.SiT )
ASUHAN KEBIDANAN PADA
IBU BERSALIN DENGAN INDIKASI”PLASENTA REST” DIRUANG POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT
UMUM LANGSA
Makalah
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : SRI
GEMA RAMADANI
Npm : 2.3.232
Jurusan :
D3 Kebidanan
Semester :
V ( lima )
Dosen :
Asmawati, S.SiT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
YAYASAN UMMI LANGSA
TA.2015
No comments:
Post a Comment