PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat
mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang
tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling
utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak
ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang
sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang
telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan
rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain
makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI
yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus
dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa
depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan
ASI termasuk ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak
Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi,
kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonesia”. Dalam pidatonya
presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan
sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini
disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan
makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia
dua tahun. ASI merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan
tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung
terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan
lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui
melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa
menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah
Sakit UGM Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai
dengan satu tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SKDI) tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan
yaitu 47% diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun
1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S.
Umum Dr. Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2
bulan 31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya
yaitu pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol,
dalam hal ini tampaknya ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M.
Jamil Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai
4-6 bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga
sebanyak 21,27%. Apabila dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu
yang berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang
terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam
pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi
ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak
menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh
iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa
semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara eksklusif
saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari
penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI EKSKLUSIF dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
- Mengetahui cara pemberian ASI
EKSLUSIF pada bayi
-
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4
bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae
ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam
bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
2.2 Bagaimana Mencapai Asi Eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah
kelahiran Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan
atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta
(on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol
susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
2.3 Kesalahpahaman Mengenai Asi
Eksklusif
Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti
pemberian ASI dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,
pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi
WHO
2.4 Kebaikan Asi dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai
berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk
bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang
bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan
calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis
mineral, seperti calsium,
magnesium.
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang
dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin,
Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga
dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat
memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah
terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara
ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi
yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi
berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara
pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca
melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang
alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak
membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan
bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang
menyusui empat bulan.
2.5 Manfaat Asi Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat
bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai
12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari
60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari
kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih
memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti
halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
2.6 Proses Terbentuknya
Asi
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran
maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
· Tahap 1
(kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
· Tahap 2
(hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara
menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus,
sembelit, dan alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap
penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan
seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit
tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih bisa
menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan,
asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu
dalam keadaan steril dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga
memberikan kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan
terlindungi, dan ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena
sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh. Bayi prematur lebih cepat
tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI akan teradaptasi
sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat badan
dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS (kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat
kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko
perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun
pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui
memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah
menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke
luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula,
air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu
membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu
formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh
pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak
dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak
pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum menyusui.
Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula,
botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya
lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran
bayi akan sakit.
3. Penjarangan kelahiran karena efek
kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih
sehat.
5. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti
hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak
perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu
mengimpor susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena
jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan
menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang
digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus
diproduksi dan baru.
PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang
oleh isapan mulut bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang
kelenjar Pictuitary Anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama
yang mengandalkan pengeluaran Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga
tergantung pada Let Down Replex, dimana hisapan putting dapat merangsang
kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat
merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu
dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu
diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan
yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris
dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae
sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama
sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk
membersihkan meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI
Mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya
dibandingkan dengan ASI Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature
yaitu 58 kalori/100 ml colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan
vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan
ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa
protein di dalam usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar
antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi,
tetapi ada pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu
ke 3 – ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan
seterusnya, yang dikatakan komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi,
bahkan ada yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu
tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena
mengandung casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
• Antibodi terhadap bakteri dan virus.
• Cell (phagocyle, granulocyle,
macrophag, lymhocycle type T)
• Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
• Protein (lactoferrin, B12 Ginding
Protein)
• Faktor resisten terhadap
staphylococcus.
• Complecement ( C3 dan C4)
Volume Produksi ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat
ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak
bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus
bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia
minggu kedua.(9) Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama
4 – 6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi
lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran air susu menjadi menurun
dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan
harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak
yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi
biasanya berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang
dilakukan pada beberpa kelompok ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi
dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun
kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama
sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan
volume air susu yang diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran
sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya
memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar 500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana
jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan
lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI
dan sebagai sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi
bahwa peningkatan jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat
meningkatkan produksi air susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi
seringkali menurun jumlahnya dan akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal
bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-daerah dimana ibu-ibu sangat
kekurangan gizi seringkali ditemukan “merasmus” pada bayi-bayi berumur sampai enam
bulan yang hanya diberi ASI.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena
colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan
hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A
(Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat
penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih
sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan
lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak
protein daripada ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan
sisanya berupa protein whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan
membentuk gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu
sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun
bagian protein “whey”nya lebih banyak, sehingga akan membetuk gumpalan yang
lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal
dari lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan
lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya,
dari satu fase lakatasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung
sekitar 1 – 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu
memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut
“Hand milk”, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak.
Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga
penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang
terdapat dalam air susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan
terdapat lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi
lebih mudah diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan
pertama kehidupannya ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor
dan chlor dibandingkan dengan susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang
diperlukan bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat
diperoleh dari ASI. Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi
penyakit polio jarang terjadi pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari. Vitamin D yang terlarut dalam air telah ditemukan
terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini merupakan tambahan terhadap
vitamin D yang terlarut lemak.
Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada
masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang
manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,
disamping bahaya pemberian susu botol.
- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan
payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu
perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam
bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari
kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum
hamil.
- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan.
Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang
sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan
(prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran
dan ditunjukkan cara menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan
cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
- Membantu terjadinya kontak langsung antara
bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara ekslusif
selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa
makanan/minuman lainnya.
- Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui,
perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas
sehari.
- Ibu menyusui harus cukup istirahat
dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar
produksi ASI tidak terhambat.
- Pengertian dan dukungan keluarga
terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau
petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak
disertai demam.
- Menghubungi kelompk pendukung ASI
terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi
mereka.
- Memperhatikan gizi/makanan anak,
terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun
kualitas.
Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian, diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG, 1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI
dan tidak perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI
tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh
keadaan gizi semasa hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi
selain akan melahirkan anak yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat
melahirkan anak dengan berbagai kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin
anak akan lahir mati. Sejak terjadinya pembuahan terhadap sel telur dalam rahim
ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi
ibunya yang dapat membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan
anak yang sesuai merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu. Menyusui
adalah cara makan aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup
memenuhi kebutuhan gizi seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan
pertama. Bahkan setelah diperkenankan bahan makanan tambahan yang utama, ASI
masih tetap merupakan sumber utama yang bisa mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan
makanan yang paling utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa
keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi,
manfaatnyabagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah
ASI yang dapat diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan
oleh ibu tidak sesuai dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita
gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur
4bulan. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2
tahun dan baru pada usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI,
paling lambat usia 6 bulan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4
bulan pertama.
Adapun makanan bayi
umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:
- Susui bayi segera 30 menit
setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI dari kedua payudara, kiri
dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI setiap kali
meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI 0-10 kali setiap hari,
termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui
tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang
terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori
yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1
liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan
disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi
dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan
Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.
Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan
berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui
bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu dan
aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus, terus
kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke
peredaran darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini
akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks
Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan
pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :”rooting reflex (reflex
menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan bantuan
lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang
mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap
let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI
dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik
bersalin
Banyak ahli
mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI
pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik
beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak
berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat
perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan atau susu
sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu
beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu akan semakin buruk
apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang
memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesteron.Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
progesteron.Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,
yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus
laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan
lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1 Defenisi Asi
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi
baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6
bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan
ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga
terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil
menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu dalam Bab
pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan
kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah
menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang
tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga
yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan
menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak
diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi
oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan
struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang
setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek,
mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi
berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman
mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang
didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c. Iklan yang
menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa
makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar
rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi
adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang
ditinggalkan dirumah
e. Adanya anggapan
bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan
tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk
payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan
dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan
dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi
mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang
baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi
lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara
ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan
ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan
kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui
bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan
mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan
menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol
(susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan
lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu
yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan
untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada
ibu –ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu
– ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat
yang terlalu dini.Sebahagian besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan
rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap
ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila
pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka “let down
reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak
mencela penyusunan, maka pengisapan akan tidak terbatas dan “du demand”
(permintaan) akan menolong pengeluaran ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu – ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan
ASI adalah sikap sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak
bergairah mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru
tentang pemberian ASI dan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan ibu hamil,
ibu bersaliin, ibu menyusui dan bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap
sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan perawatan dirumah sakit,rumah
bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun
tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta
belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah sakit /klinik
bersalin.
Semua faktor– faktor terebut diatas yang dianggap sebagai
penyebab semakin melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para
ibu – ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya
yang dapat dilakukan antara lain :
3.2 Motivasi untuk menyusui.
Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses
yang normal, dan tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu menyusui
bayinya. Kebiasaan itu adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para
gadis yang melihatnya, sehingga ada kemauan naluriah melakukan hal yang sama.
Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak meeka ingin melakukan hal yang serupa.
Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-nalu serta sembunyi-sembunyi
menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat gadis-gadis disekitarnya
untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal yang harus
dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat, pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah
para gadis remaja. Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan
mencegah marasmus. Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan
“humanized milk” menyebabkan nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada
hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan pengadaan susu, murah serta praktis
semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan dibidang kesehatan lingkungan
dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi sangat praktis sehingga
para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi masalah
tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali
pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi
hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat
manusia.
3.3 Keterampilan Menyusui
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting
susu, susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bias
dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam
memposisikan ibu dan bayi dengan benar.
Posisi Ibu :
• Duduklah
dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi,
atau kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan
bersandar pada dinding atau sandaran kasur.
• Letakkan
bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan
ketika ibu menggendong bayi.
• Gunakan
tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang
cukup tinggi.
• Bisa juga
ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan
menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian
atas.
Posisi bayi :
• Disarankan
untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang sederhana
pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak
dengan ibu.
• Baringkan
bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher pada
lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh
tangan.
• Setelah
itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan
badan ibu.
• Posisi
tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar
leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.
• Jika
posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
• Posisikan
lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan
yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang
menggendong.
Posisi payudara :
• Hal yang
pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara
manual pijatlah payudara untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu,
hal ini akan melembabkan payudara ibu.
• Tahanlah
payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di
bawahnya dan ibu jari di atasnya.
• Jauhkan
jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu,
hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi.
Memulai menyusui :
Memulai menyusui :
• Dekatkan
mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi dengan
lembut untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.
• Ketika
mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan
dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
• Pastikan
bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini nyeri
pada payudara selama menyusui bisa dihindari.
• Buatlah
penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
• Ketika
bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi
payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat
payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.
• Hal
terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian
ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka
hentikan dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan
perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar penghentian menyusui ini tidak melukai
payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi payudara.
3.4 Tanda Cukup Asi
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup
mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa banyak
atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
• Bayi
menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk
menyusui.
• Irama
hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat
sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang
diberikan.
• Berikan
ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.
• Berikan
ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga untuk
membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa minggu
awal. Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih
cepat, maka pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan
durasi menyusui menjadi lebih singkat.
• Bayi
ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
• Bayi
tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat,
tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
• Memiliki
tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
3.5 Tips Sukses Asi Eksklusif
Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan
walaupun ASI-ku tidak termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai
si kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan
kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI mengikuti hukum permintaan,
semakin sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang
kosong akan semakin mempercepat produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui
dari payudara kiri ke kanan, dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15
menit pertama justru banyak mengandung lemak yang dapat
mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe
ketiduran kalau ibus punya kebiasaan tidur “pingsan”. Bisa2 bayinya
ketindihan dan gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang
cukup banyak. Bisa air putih, jus buah, susu rendah lemak, kuah makanan.
Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut. Daun katuk segar
lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atawa
Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa
dilakukan kapan saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar
sementara manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan
daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres!
Stres bikin ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa
ASI dan masukkan ke botol untuk diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan
dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat
mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI
bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum khirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang diderita bayi.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan dengan cara caesar. Bayi “caesar” mengalami intensitas kesakitan yang sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang sudah mengalami exercise dalam proses kelahiran sebelum khirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan memberikan ASI, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang diderita bayi.
No comments:
Post a Comment