Permata
Hati Ayah dan Ibu
Oleh : Nurhabibi
''Amal yang disukai
oleh Allah SWT itu adalah shalat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan
jihad di jalan Allah SWT.
Yang pertama, Shalat
yg diwajibkan kpd umat Islam itu sehari lima waktu, yaitu Isya, shubuh, Dzuhur,
ashar dan maghrib seperti yg kita lakukan selama ini. Jika kita menjaga shalat,
InsyaAllah shalat akan menjaga kita di kemudian hari. Shalat itu mengajarkan
kita artinya disiplin dalam hidup. Dan shalat adalah amalan yg pertama dihisab.
Shalat adalah bentuk komunikasi antara kita dengan Allah SWT. Dalam kata lain
dikenal dengan hablu minallaah artinya hubungan kita dengan Allah SWT.
Yang kedua, berbakti
kpd orang tua yaitu ayah dan ibu kita. Berbakti artinya patuh atau taat atau
berbuat baik kpd keduanya. Menghormati, menyaingi, mendoakannya, menuruti
perkataannya itulah bukti bakti kpd orangtua. Ayah yg bekerja mencari nafkah
membiayai kebutuhan hidup dari kecil hingga dewasa. Sedangkan ibu adalah wanita
yg mengandung, melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya, merawat kita hingga
sekarang. Sudah sepatutnya kita berterima kasih dan berbakti keduanya. Karena
sebagaimana sabda Nabi ''Ridha Allah SWT terletak pada Ridha kedua orang tua,
murkanya Allah SWT terletak pada murka kedua orangtua.
Yang ke tiga adalah
jihad dijalan Allah SWT, artinya bersungguh2 kita dalam menimba ilmu di jalan
Allah SWT, menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan negara. Kita beramal dengan
sebanyak2nya semata mata mengharap Ridha Allah SWT. Mengendalikan nafsu juga
termasuk jihad, membela kebenaran juga termasuk hal yg sama. Dan masih banyak
lagi contoh2 lainnya jika kita berbuat kebaikan''.
Bagaimana nak Haikal?
Kira2 bisa dipahami dengan apa yg ustadz sampaikan?
''Tanya ustadz Firman
yg biasanya memberikan pengajian di Masjid Raya Sekitar rumahnya''.
Iya ustadz,
alhamdulillah sudah''jawab Haikal penuh ta'ziim''.
Baiklah kalo begitu,
kita akhiri pengajian hari ini.
Pengajian pun ditutup
dengan membaca shalawat Nabi sbg tanda pemuliaan terhadap majlis bila ingin
bangkit dari tempat yang mulia. Bukan sebaliknya keluar dari majlis tanpa
bacaan shalawat seperti meninggalkan kotoran atau dari tempat yg tidak mulia.
Begitulah, kebiasaan orang2 Islam bila duduk dalam majlis.
*****
Haikal pulang ke rumahnya
dengan penuh terilhami dengan pengajian yg disampaikan oleh ustadz firman. Yaa
Allah, karuniakan hamba dengan akhlak2 yang baik, jadikan hamba anak yg shaleh
baik di dunia maupun akhirat. Kelak, jika aku beristri bisa jadi imam yang
menuntun keluarga hamba ke jln yg lurus, jalan yg engkau ridhai.
Aaamiiin........
Begitu sampai di
Rumah,..... Krek, krak,kruk, suara gaduh mulai beraksi lagi seperti biasanya.
Rumah yg diharapkan seperti surga hanyalah mimpi Mimpi belaka. Ibunya haikal,
Bu Raudhah selalu merasa sedih dengan sikap adiknya, Rais. Adik semata wayang
yang jauh dari al qur an, yg tak pernah menyentuhnya, tak pernah membacanya.
Tak mau mendengar nasehat, selalu membantah.
Raaaaaa issssss,
Rais...... Rais......''panggil kakaknya.
Astaghfirullaah.........
Yaa Allah yaa
Rabbi....
Rais,... Bangunnnnn
rais, udah siang ini. Baanguuuun.....Shubuh lewat, makan bolos, malam kluyuran.
Bawell!
Bukan urusan
kakak,''jawab rais dengan ketus''.
Rais, kakak ni
kakakmu. Kakak begini karena sayang sama kamu, karena kakak peduli kamu. Coba
liat dunia luar... Orang2 bangun pagi berangkat sekolah, kuliah, kantor. Ini
masih tidur, rais udah dewasa bukan anak kecil lagi. Mungkinkah hidup dengan
tangan diatas selalu seumur hidup? Tidak mungkin uang saku minta kpd orangtua
sampai tua . Justru, kita harus meringankan beban orangtua. Udah cepetan
bangun! Shalat dulu, jam 2 udah masuk kuliah.
Aku mencoba bersabar
dan membujuknya. Rais, dalam tubuh kita ada dua sisi, sisi baik adalah ajakan
malaikat. Satu sisi yg lain adalah sisi buruk, ajakan syaithan. Malaikat selalu
mengajak kpd kebaikan sedangkan syaithan mengajak kpd keburukan. Ikuti jejak
malaikat Raissssssss “bujuknya haikal’.
Rais tidak
menghiraukan himbauanku.
Yaa Allah mau jadi apa
nanti kalo gini terus rais....
''Aku semakin bingung dengan keadaan
adikku. Aku meninggalkan kamarnya.
Sementara Pak fais,
ayahku sedang sakit berat. Ayah tidak bisa berbuat apa2 kecuali do'a yg selalu
dipanjatkan. Ayah merasa bersalah karena ayah selalu memanjakan adik. Sebelum
sakit, ayah banyak meluangkan waktu di luar, sedangkan Ibu selalu berada di
rumah melaksanakan kewajibannyasebagai IRT. Adik semata wayangku ini memiliki
watak yg keras sejak dari kecil. Sesekali aku bisa mengajaknya bertukar
pikiran, saranku di dengar. Tapi, kali ini ku gagal menjadi kakak yang baik.
Aku kesal tapi aku sedih.
''Yaa Allah yaa
Rabbi.....
Bukalah pintu hidayah bagi adikku,
aku sangat menyayanginya.
Tuntunlah ia selalu ke
jalanMu. ''Yaa Allah...
Teguhkanlah hati kami
sampai kami bertemu engkau''
''Yaa Allah, berilah
petunjuk kepadanya karena hanya engkau yg dapat memberikan petunjuk kpd hamba
yg engkau kehendaki.
''Yaa Allah,
berikanlah kami kebaikan baik di dunia maupun akhirat dan peliharalah kami dari
siksa api neraka''. Aaamiiin......
Tidak henti hentinya
ibu berusaha dan berdo'a untuk kami sekeluarga, terutama Rais agar mendapat
petunjuk, menjadi anak yg shaleh, shalat 5 waktu, berpuasa, selalu tilawah, dan
yg selalu berbuat kebaikan, yg selalu mendoakan orangtuanya dan membanggakan
kedua ortunya, yg bisa menyelamatkan ke dua orangtuanya di akhirat nanti.
begitulah harapan
kami, terutama ayah dan ibu. karena anak bagi orang tua adalah harta yg paling
berharga dan indah, dan bagaikan permata ataupun berlian yg memancarkan cahaya
menuju syurgaNya atau nerakaNya.
Yaa Allah, Yaa Rahman
yaa Rahiiim,,, kabulkan Do'a kamii...... Aaaamiiin
*******
Satu jam kemudian,
Rais bangun untuk membersihkan diri. Ia menghampiri ibu dan tidak lain tidak
bukan tujuannya adalah meminta uang saku.
Bu, ada uang?"
Mau kemana? Bangun
tidur langsung minta uang''
Makan dulu udah jam 3
ni, kamu gak masuk kuliah?''
Gak bu, udah
telat.Dibangunin kamu gak mau menghiraukan Ibu''
Ngantuk tadi buuuuu??
Kamu gak tidur
semalaman, inilah akibatnya! Malam tu waktu tidur ??" bukan pagi waktu
tidur! Gak baik tidur waktu pagi. Sudah shalat ??
Rais diam dan pikir
sejenak dan berkata,''Belum,Rais buru2 buu''
Ya sudah, uang gak ibu
berikan!
Buu...... ?
Shalat dulu, setelah
itu boleh kamu ambil uang ini.
Kita harus ingat mati
nak, hidup di dunia hanya sementara. Kamu tahu kan?
Hmmmmmmmm....... Ya
udah Rais shalat dulu.
Itulah kebiasaan Rais,
jika ada kemauan disitu ada jalan. Rais belum memiliki kesadaran diri untuk
beribadah, umurnya genap 20 tahun tapi kelakuannya tidak berubah. Seringkala,
ibu mengingatkan waktu shalat bahkan untuk makan lupa. Setelah shalat, ia
mengingat janji ibu dan pergi ke tempat yg ia suka. Ia tidak masuk kuliah hari
ini.
Waktu menjelang
maghrib, Rais pulang dan menghampiri aku dan aku tidak menghiraukannya. Aku
memandangnya dengan mata yg tajam.Aku tak memulai pembicaraan seperti biasanya.
Rais, adikku menatap heran kepadaku. Ia merasa segan melihatku. Aku adalah
kakak semata wayangnya. Aku tau adikku merasa kehilangan seorang teman jika tidak
bercakap2 denganku . Azan pun memanggil, aku, ayah, ibu bersegera untuk
melakukan shalat maghrib. Karena Ayah sakit, aku mengimami shalat maghrib. Aku
bahgia memiliki keluarga yg selalu menutunku ke jalan Allah SWT. Sementara Rais
tidak menghiraukan kami yg sedang shalat. Setelah shalat, kami melanjutkan
dengan shalawat dan tilawah. Hati terasa aman, damai dan tentram.
''Ooo adikku maafkan
kakak, kakak sangat sayang kepadamu, bukannya kakak tidak mau bercakap2
denganmu. Kakak ingin melihat kamu, akankah kamu peka terhadap keadaan
ini?Kakak ingin kamu mau mendengar nasehat kami, mau mengerjakan shalat 5 waktu
dengan sendirinya, mau membaca Al Qur an walau satu ayat. Kamu tahu adikku?
satu ayat yg dibaca mendapat 10 kebaikan. Itulah indahnya Islam. Kakak yakin,
Allah akan memberikan petunjuk untukmu. Kakak akan selalu berusaha dan
mendoakanmu. Kamu adikku, tanggung jawabku, gumamku dalam hati sebelum tidur.
****
Rais masuk ke kamarku.
Ia seperti agak berat menjumpaiku. Aku tertawa kecil dalam hati.Kak, Ibu
kemana?"Bukan urusan kamu''Lho, kok gitu kk jawab''Terus kenapa?kamu kan
gak butuh kami''!Kak, Rais lapar?? Gak ada apa2 di meja makan. Rais belum
sarapan pagi.Ya sudah, kamu sediakan sendiri. Kamu harus mengurus semua
keperluanmu termasuk uang saku.''Kak, kakak gak seperti biasanya''''Aku diam
tanpa berkomentar''.
Rais pun keluar dari
kamar kakaknya dengan putus harapan. Ia sedih karena tak dihiraukan kakaknya.
Kakak yg selalu peduli dengannya kini telah berubah. Rais duduk termenung
dengan kebingungan, ia merasa sendiri, tiada tempat bergantung, tiada tempat
untuk memanja, tiada yg memasak untuknya, tiada semuanya. Rais merasa
kehilangan semuanya. Ia keluar rumah dengan perut kosong, ia merasa lapar
sekali. Biasanya ibu sudah menyiapkan makanan tapi hari ini dunia terasa hampa
sekali. Tak ada uang untuk membeli makanan, mau berutang tidak mungkin karena
dirinya tidak pernah berteman baik dengan tetangga. Mau ke rumah temannya ia
merasa malu karena keadaan masih pagi. Rais tidak tahan dan ia pun kembali kerumah
dengan harapan kakaknya mau berteman baik seperti biasanya. Tapi tak ia temukan
titik harapannya. Ia mencoba menyiapkan keperluannya sendiri pelan pelan tanpa
bantuan ayah, ibu dan kakaknya. Ia menjalani kesehariannya tanpa bantuan kami
selama seminggu. Ia tidak tahu kemana ayah ibu pergi. Biasanya ayah dan ibu
selalu mengabarinya. Hidupnya mulai terasa dalam kesendirian.
''Allah itu
bersama kita''. Kita tidak perlu merasa sendiri. Kita bisa berkomunikasi dengan
Allah SWT tiap shalat lima waktu. Jika ada masalah ceritakan kepada Allah SWT,
insyaAllah hati kita menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT''. Rais tak
sengaja medengarnya dari acara televisi yg ditonton kakaknya. Ia merasa
tergugah hati dengan acara tersebut.
Kak.....
Kak.........''panggil adikku''
Aku membalikkan badan
ke arah adikku.
Rais mendekati
kakaknya yang asyik menonton. kakak yang dikenalnya sangat dingin sekarang.
entah gerangan apa kakaknya bersikap demikian. Rais dan haikal saling
bertatapan. mereka diam sejenak.
Haikal bertanya,"
kamu panggil kakak, Dik?"
Iya kak. kakak asyik
nonton acara televisi sendirian.
Rais tak diajak kak?
Rais kan mau dengar juga,''. jawab Rais dengan perasaan ingin tahu.
kak, aku sangat
merindukan sosok kakak yang selalu peduli denganku sebelumnya, yang selalu
memberikan nasehat, yang selalu mengomel ngomel ketika matahari terbit.
mengajakku shalat, mengajak membaca al-Qur'an dan mengajakku untuk mengikuti
pengajian di Masjid Raya.
hmmm..... semua itu
rais baru menyadarinya itu untuk kebaikan dunia akhirat kita kak. selama ini
rais tidak menghiraukan kakak.
Oooo betapa butanya
aku kak?". Rais mencela dirinya sendirii''.maafkan aku ya kak?
aku terharu dengan
penyesalan adikku, aku bersyukur mendengarnya. terima kasih Ya Allah atas
petunjukMu. aku memeluk adikku satu satunya.
"alhamdulillah........
benar yang kamu cakap itu, Dik?'
'iya kak, boleh kan
kak Rais duduk disini bersama kakak?''
''iya Rais, kakak
senang kamu mau berubah lebih baik.''
''kamu tahu kupu kupu
saja mengalami perubahan. awal mula dari telur hingga ke perubahan yg paling
cantik. ya kupu kupu bisa terbang kesana dan kemari. disukai orang banyak,
dikagumi dan bahgia melihatnya. begitu halnya dengan kita''. ''kakak yang
shalat 5 waktu, yang selalu ikut pengajian belum tentu bisa masuk surga!
apalagi kamu yang bolong bolong sehari kesekian kali ''tambah haikal'.
''lhooo kok gitu
kak,?'
''iya Dik,''
'' boleh saja kita
menyukai sesuatu tapi belum tentu disukai Allah, begitu sebaliknya belum tentu
juga yang tidak kita sukai itu tidak disukai Allah.
''lalu gimana dong
kak? percuma aja dong ?
''heheh gak begituu,
kita harus beramal sebanyak mungkin. kita harus berusaha untuk menjadi lebih
baik dan berharap ada kebaikan dibalik ini semua. dan kita harus ikhlas
melakukan itu semua agar kita disayang Allah dan mendapat keridhaan Allah SWT.
Aaaamiin.
''Alhamdulillah kalau
begitu kak. Rais masih diberikan kesempatan untuk berubah lebih baik''
"Assalamu'alaikum......"salam
kedua orangtua Haikal dan Rais'.
"Wa'alaikum
salam,''Jawab keduanya Haikal dan Rais serentak".
kedua orangtua Haikal
dan Rais telah kembali ke rumah. Rais baru mengetahui bahwa orangtuanya pergi
dari rumah untuk beberapa hari karena ayahnya harus melakukan pengobatan
tradisional di kampungnya. Rais merasa bersalah kepada orangtuanya, ia memeluk
dan menangis dipangkuan kedua orangtuanya. tangisannya menjadi jadi, ia tak
kuasa menahannya, ia meminta maaf kepada orangtuanya dengan tulus, ia berjanji
akan berubah lebih baik, rajin shalat, mengaji, hadir ke pengajian, fokus
penyelesaian kuliahnya yang masih berjalan setahun dan lain lain yang
bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan orang lain disekitarnya. ia meminta
doa restu kedua orangtuanya agar mudah segala urusannya. sementara ayah ibunya
ikut terharu melihat Rais, anak bungsunya. ayah ibunya ikut bersyukur karena
Allah telah mengabulkan do'anya selama ini. Do'a yang diharapkan bahwa anaknya
akan menjadi permata keduanya. Aammiin.....
hari berganti hari,
minggu berganti minggu, bulan berganti bulan bahkan tahun berganti tahun banyak
perubahan yang telah terjadi pada Rais dari ujung rambut sampai ujung kaki. ia
mulai belajar dan bertukar pikiran dengan kakaknya dan orangtuanya. ia
mengikuti pengajian bersama kakaknya. ia rajin melaksanakan shalat 5 waktu,
rajin membaca Al-Qur'an hingga tertuju pada satu ayat yang menceritakan
bahwa''setiap yang bernyawa akan merasakan mati.......'',. Rais menangis
tersedu tersedu. ia membaca lagi ayat ayat Ilaahi pelan pelan. ia menyudahi
bacaannya dengan ta'ziim. ia kembali berzikir dan memohon ampunan kepada sang
khaliq. pada sepertiga malamnya ia bangun melaksanakan shalat tahajjud dan
berdo'a kepada sang khaliq dengan penuh harapan. ia memohon atas kesembuhan
sakit ayahnya yang menahun, ayahnya yang masih umur setengah abad, yang
perjalanan masih panjang dari dirinya sendiri. entah apa yang membesit dirinya
berkata seperti itu. setelah itu, ia bangkit dari tempat ibadahnya. ia kembali
tidur di kamarnya. selama terbentang diatas tempat tidur ia kembali berzikir
dan berzikir hingga lafaznya berhenti dengan wajah penuh umbaran senyum
menghadap sang khaliq.
*****
Rais...... Rais......
bangun! waktunya shalat shubuh.
Rais...... hayoo....
udah mulai malas yaa??
Rais?????
Astahgfirullah.....
aku mendekatinya dan
membangunkannya pelan pelan. aku menjadi khawatir. aku gelisah. aku meraba
denyut nadinya.
dan aku memanggil
namanya, aku merangkulnya.
Raaaais........."teriak
Haikal".
Rais....adikku.
Innaa.......lillaahi wai.......nnaa ilaihi Raa..............ji'un''ucap Haikal
terbata bata''.
ayah dan Ibuku
terkejut mendengarnya. dan bersegera menuju kamar adikku.
Haikallllllll''panggil
ayah dan Ibunya. Tanpa sadar ayahnya berjalan dengan sehat wal afiyat, tidak
ada rasa sakit yang dirasakan oleh ayahnya. ada apa kamu berteriak seperti itu?
sudahkah kalian berwudhu untuk shalat shubuh??
ayah, ibu........ Rais
bu....Rais bu'', Raaaaaaais sudah mening.......gal, Bu, Ayah.
apaaaa...''ayah
ibunya terkejut sambil mengucapkan kalimat istirja'.
keduanya
menghampirinya dan memastikan keadaan anaknya. dengan perasaan sedih tak
terkira mereka melepaskan kepergian Rais. Rais menemui ajalnya dengan keadaan
husnulkhatimah. kami menyiapkan segala kebutuhan untuk pemakaman Rais dan kami
tidak menyangka Rais meninggalkan kami dalam waktu yang sangat cepat. Dalam
waktu yang sama aku terharu bahwa penyakit ayah sudah diangkat, wajah ayah
mengingatkanku pada Rais, adikku. aku memeluk ayah seerat eratnya.
"Nak, kamu adalah
anak ayah ibu
kamu akan selalu
menjadi permata ayah dan ibumu
walau pun kamu tidak
berada di dunia lagi
engkau selalu ada di
hati kami
semoga Allah SWT
menempatkanmu di surgaNya.Aaamiiin........" ucap Ibunya di pemakaman
Rais".
kami bangkit dari
pemakaman Rais dan mengikhlaskan kepergian Rais dengan tenang. kami bersyukur
Rais memilki akhir hayat yang indah.
No comments:
Post a Comment